Rabu, 06 Juni 2012

sistem pencernaan ayam broiler


PENDAHULUAN
Latar Belakang
            Dalam kehipan sehari – hari, sebagian besar ketika kita mengkonsumsi nutrien yang berasal dari hewan adalah ayam, diharapkan bukanya hanya dagingnya yang kita tau,  melainkan sistem pencernaannya juga, apalagi kita sebagai mahasiswa peternakan harus tau,serangkaian pencernaan pada unggas terutama ayam, selain itu pada ruminsia besar yaitu sapi,pada kesempatan ini penyusun juga mengamati pencernaan awal pada sapi FH ( Freis Holend ) serta kesehatannya secara umum.
Tujuan dan Manfaat
            Adapun tujuanya yaitu agar kita mengetahui sistem pencernaan pada unggas dan sapi serta kesehatanny.
             Dengan kita mengetahui sistem pencernaan pada unggas dan sapi serta kesehatanny, secara otomatis kita juga mengetahui batas – batas organ pencernaan dan organ – organ dalam.
MATERI DAN METODA
Waktu dan Tempat
Adapun praktikum Anatomi dan Fisiologi Ternak ini dilaksanakan setiap hari Kamis, dan waktunya setiap pukul 14.00 – 17.00 Wib, bertempat  Farm Universitas Jambi.
Materi
Pada sistem pencernaan unggas (ayam) alat dan bahan yang digunakan adalah : sistem pencernaan ayam broiler mulai dari paruh sampai cloaka, terpal ukuaran 1 M, dan carter.
Sedangkan pada pencernaan awal ruminsia dan kesehatannya adalah : 1 ekor sapi FH yang diamati, stetoskop,termometer, pakan yang berupa rumput gajah,

Metoda
Pencernaan ayam :
            Yang pertama bentangkan terpal yang sedah disiapkan, setelah itu letakkan pencernaan ayam broiler tersebut dengan posisi di terbuka ( dimana sistemya dipanjangkan pada bagian ususnya ), lalu amati secara seksama,catat hasil gambar dan fungsinya.
Pencernaan awal sapi dan kesehatan secara umum:
Pertama – tama ambil pakan yang telah disediakan, dan berikan pada sapi tersebut, kemudian amati berapa kali sapi tersebut mengambil pakan, mengunyah, menelan ( deguitasi ), lalu hitung denyut jantungnya dengan stetoskop pada bagian dalam kaki depan sebelah kiri, hitung denyut nadi dengan tangan pada bagian ekornya, hiting pernafasanya dengan meletakkan tangan di bagian hidung sapi tersebut, ukur suhu dengan menggunakan termometer  dengan cara netralkan terlebih dahulu ,lalu letakkan ujung telunjuk pada termometer dan masukkan pada anus sapi, halini dilakukan agar tidak pecah yang dapat menyebakan air raksa keluar. Selain itu kita juga mengamati morfologinya mulai dari warna sapi, tekstur bulu, cermin hidung, bentuk fesesnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Siatem Pencernaan Pada Ayam :
            https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPinsbFt3G38Zjdq4LevQbT92gJAqK1juAremwlFvNf-KCfS_tJWY2S2SZVDOHncucNqIvAPSUbMJPayEqTH8JfuhTuUFZ3n18iVnX2K7wGt5M-dJ1dPcrh2PJSORLY2jXY055YGj5p3U/s320/images.jpg
Pencernaan adalah penguraian pakan ke dalam zat-zat makanan dalamsaluran pencernaan untuk dapat diserap dan digunakan oleh jaringan-jaringan tubuh (Anggorodi, 2001).Ayam merupakan ternak non-ruminansia yang artinya ternak yang mempunyai lambung sederhana atau monogastrik. Pada umumnya bagian-bagian penting dari alat pencernaan adalah mulut, farinks, esofagus, lambung, usus halus dan usus besar. Makanan yang bergerak dari mulut sepanjang saluran pencernaan oleh gelombang peristaltik yang disebabkan karena adanya kontraksiotot di sekeliling saluran. (Tillman et al., 2000). Di dalam empedal bahan-bahan makanan mendapat proses pencernaansecara mekanis. Partikel-partikel yang besar secara mekanik akan diperkecildengan tujuan memudahkan proses pencernaan enzimatis di dalam mulut ataupun di dalam saluran pencernaan berikutnya. Untuk memudahkan proses pencernaan mekanis maupun enzimatis dalam mempersiapkan ransum ternak banyakdilakukan dengan menggiling bahan-bahan ransum tersebut (Parakkasi, 2001).
Prinsip Sistem Pencernaan Ayam
Pencernaan ayam yang memiliki panjang 245 – 255 cm, tergantung pada umur dan jenis unggas memiliki prinsip pencernaan yang terdiri dari tiga macam yaitu pencernaan secara mekanik (fisik), pencernaan secara kimiawi (enzimatik) dan Pencernaan secara mikrobiologik yang terjadi di sekum dan kolon.
1. Pencernaan secara mekanik (fisik); Pencernaan ini dilakukan oleh kontraksi otot polos, terutama terjadi di empedal (gizzard) yang dibantu oleh bebatuan (grit). Pencernaan ini banyak terjadi pada ayam yang dipelihara secara umbaran sehingga mendapatkan grit lebih banyak daripada ayam yang dipelihara secara terkurung.

2. Pencernaan secara kimiawi (enzimatik); Pencernaan secara kimia dilakukan oleh enzim pencernaan yang dihasilkan: (1) kelenjar saliva di mulut; (2) enzim yang dihasilkan oleh proventrikulus; (3) enzim dari pankreas; (4) enzim empedu dari hati; dan (5) enzim dari usus halus. Peranan enzim-enzim tersebut sebagai pemecah ikatan protein, lemak, dan karbohidrat.

3. Pencernaan secara mikrobiologik (jumlahnya sedikit sekali) dan terjadi di sekum dan kolon. Secara umum pencernaan pada unggas meliputi aspek:digesti yang terjadi pada paruh, tembolok, proventrikulus, ventrikulus (empedal/gizzard), usus halus, usus besar, dan ceca;absorpsi yang terjadi pada usus halus (small intestinum) melalui vili-vili (jonjot usus);
metabolisme yang terjadi pada sel tubuh yang kemudian disintesis menjadi protein, glukosa, dan hasil lain untuk pertumbuhan badan, produksi telur atau daging, pertumbuhan bulu, penimbunan lemak, dan menjaga/memelihara tubuh pada proses kehidupannya.

Manfaat Belajar Sistem Pencernaan Ayam
Banyak sekali penyakit pada ayam yang dapat diagnosa melalui sistem pencernaannya, seperti E- Coli, Salmonella, Cholera, Coccidia, dan lainnya. Terlalu sulit untuk menentukan infeksi yang menyebabkan ayam mati apalagi kita mendiagnosanya secara kasat mata (perubahan fisik dari luar) seperti lesu, tidak mau makan sehingga penurunan berat badan, sehingga untuk meneguhkan diagnosa yang menyebabkan hewan mati terkadang perlu dilakukan bedah bangkai (nekropsi) terhadap ayam yang mati. Untuk dapat melihat dan memastikan perubahan-perubahan yang terjadi pada pencernaan ayam yang nantinya dapat dilakukan diagnosa dan akhirnya kita dapat meneguhkan apa penyebab ayam tersebut mati. Jadi Pengetahuan kita tentang sistem pencernaan ayam sangat di perlukan untuk melakukan bedah bangkai nantinya sehingga diagnosa kita tepat.
Sistem pencernaan terdiri dari seluran pencernaan dan organ asosori. Saluran pencernaan merupakan organ yang menghubungkan dunia luar dengan dunia dalam tubuh hewan, yaitu proses metamolik di dalam tubuh.
Saluran pencernaan terdiri dari 9 bagian antara lain:
1. Mulut
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEif6ruHGE_YYkQyEFKlGFKaXqCa1vkaIv_epLFyThglDPAKRkqmcmgI3dBS5y609Q315NKkhLsWlcR2eM3F37BJPrysNEf4WHhi0m5YxZw_r4NmE9MN0cNAzttO33uGSh4PKTilGwrXkMbN/s320/IMG00707-20120210-1540.jpg
    
                                                                                                                          
 Ayam pertama kali memasukkan makanan lewat mulutnya yang mempunyai paruh dimana ayam termasuk pemakan tumbuh-tumbuhan (herbivora). Di dalam mulut ayan terdapat Lidah keras runcing,seperti mata anak panah dengan arah ke depan,bentuk seperti kail pada belakang lidah yang berfungsi untuk mendorong makanan ke esophagus ( Akoso, 2000 ) .Di dalam mulut ayam tidak terdapat gigi dan kelenjar air liur seperti yang dimiliki oleh manusia. Di dalam mulut hanya terjadi pencernaan mekanik, dan tidak terjadi pencernaan secara kimiawi.

2. Kerongkongan (esofagus)

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4SgKGPgQabr8xvgakYZad8n_v4c1VuYLTX1OXIb8R5qFhShe2ZZPCCgKS8VriP0VGCB-I-WEm4hpIMb2iX15v4gKgnd3UFO_BFBGEq9HEI85wmvoZ2ZpLKi_nwvtiqe2Dih0PuFxik3YV/s320/ESO.JPG

Setelah makanan masuk ke mulut, maka makanan akan menuju ke esofagus. Saluran memanjang berbentuk seperti tabung yang merupakan jalan makanan dari mulut sampai permulaan tembolok.Di esofagus tidak terjadi proses pencernaan tetapi hanya menjadi alat untuk menyalurkan makanan dari mulut ke tiga bagian lambung yang terdapat pada ayam.      
                                                      






           
                                                                 

3. Tembolok 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyNuq_EUGGws7VSgEixXnsac1XWcWn_X5DDkvJDO6geOTd87t82L6ebVKzUcv_c1rut6uLiVQtxmljdazWfM2hjsRo-yVxGoPtF8dC5gL3E37hAp9RQdiBGyq-6RLSJ7Cjhh2hyuCDxveq/s320/JADI+SEMUA.JPG

Tembolok mempunyai bentuk seperti kantung-kantung yang merupakan perbesaran dari esopagus sebagai tempat penyimpanan makanan sementara. di sini terjadi pelunakandan pencernaan pendahuluan yang dibantu oleh enzim. Pakan yang berupa serat kasar dan biji- bijian tinggal di tembolok selama beberapa jam untuk proses pelunakan dan pengasaman ( Akoso, 2000 )

4.  Proventiculus (lambung otot)
Proventiculus ( Lambung Otot ) merupakan perbesaran terakhir dari esopagus dan merupakan perut sejati dari ayam.Juga merupakan kelenjar tempat terjadinya  pencernaan secara enzimatis karena dindingnya disekresikan asam klorida,pepsin,dan getah lambung yang berguna mencerna protein

5. Ventrikulus ( rempel / empedal )
Rempela berbentuk oval dengan kedua lubang masuk dan keluar pada bagian atas dan bawah. Bagian atas lubang merupakan pemasukan baerasal dari lambung otot dan badian bawah lubang pengeluaran menuju ke duodenum (Blakely dan Bade, 1991).

Rempela berfungsi untuk mencerna makanan secara mekanik guna bantuan grit dan batu-batu kecil yang berada di dalamnya yang di telan ayam.Partikel batuan ini berfungsi untuk memperkecil makanan dengan adanya kontraksi otot dalam tembolok sehinmgga dapat masuk ke usus.
6.  Usus kecil  / halus
Usus kecil terbagi atas 3 bagian : Duodenum merupakan bagian pertama dari usus halus dimana kelenjar pankreas melekat sejajar  pada bagian ini. Pada bagian duodenum disekresikan enzim pankreatik berupa enzim amilase, lipase, dan tripsin. Jejenum dan ileum agak sulit dibedakan tetapi biasanya terdapat suatu tonjolan kecil yang disebut ³  Michael Diventrikulum´ yang memisahkan  jejenum dan ileum. Sebagian besar pencernaan terjadi di dalam usus halus. Proses penyerapan makanan juga mulai terjadi pada usus halus. Lapisan dalam usus halus mempunyai bangunan yang berupa tonjolan-tonjola yang berlipat-lipat, halus, dan jumlahnya sangat banyak, yang disebut villiberfungsi memperluas permukaan absorbsi dari usus halus (Akoso, 2000). Cairan usus adalah enzim-enzim yangdisekresikan untuk memecah guladan zat-zat pakan lainnya menjadi bentuk-bentuk yangsederhana, dimana hasil pemecahan tersebut disalurkan ke dalam aliran darah (Blakely dan Bade,2000).Percabangan dari ujung usus halus dikenal dengan ceaca.
7. Ceaca ( usus buntu  )
Panjang ceaca mencapai 10-20 cm dan berisi calon tinja. Didalam ceaca terjadi proses fermentasi dengan bantuan mikroorganisme yang mencerna serat kasar (Srigandono, 2003 ).

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggbU4yEBPYLuXWgYuUyj19_-qrjrWPhONn3T8W9VTFKfpOoXrxo15j8pvGkDzr1R65bNlo1YtNjnIXxVtdSghVpbjnNZpgM1p1p86R5u79knICJxdQ_7dFtY0KzHMEQ8hVqNJkNc-4llfi/s320/KKKKKKKKKK.JPG

8. Usus besar / rektum
Usus besar adalah kelanjutan saluran pencernaan dari persimpangan usus buntu ke kloaka
9. Kloaka
Merupakan bagian akhir ari saluran pencernaan. Kloaka merupakan lubang pelepasan sisa-sisa digesti, urin, dan merupakan muara saluran reproduksi. Urine dikeluarkan melalui kloaka bersama tinjadengan bentuk seperti pasta putih. Pada kloaka terdapat 3 muara yaitu urodeum sebagai muara saluran kencing dan kelamin, coprodeum sebagai muara saluran makanan dan proctedeum sebagai lubang keluar dan bagian luar yang berhubungan dengan udara luar disebut Vent.

Asesoris/ alat-alat pembantu 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0idyWgsPiR3gMOqogR9lh-JplVgq42y0PFggD84CdR56gtfnEtKsGZh4ShG-UXplrDwXrVzc8xKggbgwUATlDaAiD8Td1mqAqs5bdZ4zsAi-Spel4lWn2-Qkm0JBL1iAkHrA4rCkheo7O/s320/MMMMMMMMMMM.JPG
1. Hati
Hati terletak diantara empedal dan empedu, berwarna kemerahan dan terdiri atas 2 lobus, yaitu lobus dexter,sa sinister. Hati mengeluarkan cairaan berwarna hijau kekuningan yang berperam dalam mengemulsikan lemak.
2. Pankreas
Terletak pada lipatan duodenum. Mensekresikan cairan pankreas ke duodenum melalui ductus pankreas dan menghasilkan enzim yang mengemulsi karbohidrat, lemak dan protein.       


3. Limpa
Limpa berbentuk agak bundar, kecoklatan dan terletak pada titik antara proventuculus, empedal dan hati yang berfungsi sebagai tempat memecah sel darah merah dan menyimpan

Pencernaan Awal Ruminsia Sapi ( Fries Holland ) Dan Kesehatan Umum Ternak



    https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOsVRiO99TQtQh92V1U_c5uapMigiiVREhbw3CyTRomA9DvLvhhYlHFm0nWkUIU8VzFzCB2EOyI5DKvC9KUBDXuEltrwrrP8V9oD5uCI_USzS_Ry1xMGPPStNYoHjonBvhGANpuvkmGJw/s320/sistempencernaanpadahewan1.jpg

Sapi merupakan salah satu hewan ternak yang penting sebagai sumber protein hewani, selain kambing, domba dan ayam. Sapi menghasilkan sekitar 50% (45-55%) kebutuhan daging di dunia, 95% kebutuhan susu dan 85% kebutuhan kulit (Menteri Negara Riset dan Teknologi, 2005), dan termasuk  kelompok hewan mamalia yang bisa memah (memakan) dua kali sehingga kelompok hewan tersebut dikenal uga sebagai hewan memamah biak. Lambung hewan ruminansia terdiri atas lambung pengunyah, yaitu rumen (perut besar) dan retikilum (perut gala), serta lambung kelenjar yaitu omasum ( perut lutab) dan abomasums (perut masam). Abomasum merupakan lambung sesungguhnya yang juga dimiliki mamalialainnya. Mekanisme pencernaan makanan hewan ruminansia adalah makanan berupa rumput yang telah dikunyah di dalam mulut masuk ke dalam rumen melalui esophagus makanan disimpan sementara dirumen. Selanjutnya, makanan menuju retikulum dan dicerna di dalamnya. Makanan yang telah dicerna kemudian dikeluarkan kembalai ke mulut. Didalam mulut dikunyah kembali dan sitelan lagi ke retikulum, proses ini disebut memamah biak.
Selanjutnya makanan masuk ke omasum, di sini terjadi proses penyerapan air. Selanjutnya makanan diteruskan ke abomasum (perut masam) makanan yang sudah dicerna di abomasum akan akan diteruskan ke usus halus.
Di usus halus terjadi proses penyerapan sari-sari makanan, sisa-sisa makanan yang tidak diserap dikirim ke ususu besar. Setelah mengalami penyerapan air, sisa makanan berupa ampas dikeluarkan melalui anus. Hewan seperti kuda, kelinci, dan marmut tidak mempunyai struktur lambung seperti pada sapi untuk fermentasi seluIosa.  Proses fermentasi atau pembusukan yang dilaksanakan oleh bakteri terjadi pada sekum yang banyak mengandung bakteri. Proses fermentasi pada sekum tidak seefektif fermentasi yang terjadi di lambung. Akibatnya kotoran kuda, kelinci, dan marmut lebih kasar karena proses pencernaan selulosa hanya terjadi satu kali, yakni pada sekum. Sedangkan pada sapi proses pencernaan terjadi dua kali, yakni pada lambung dan sekum yang kedua-duanya dilakukan oleh bakteri dan protozoa tertentu.

Morfologi
Kelenjar mammae dapat dibagi menjadi jaringan yang mensupport dan jaringan yang terlibat dalam sintesa dan transportasi susu. Struktur jaringan yang
menunjang/mensupport adalah kulit, ligamen dan jaringan konektif. Support yang utama berasal dari ligamentum suspensory lateral yang tidak elastis dan ligamentum suspensory median yang elastis. Jaringan konektif terbagi dalam sintesa susu dan system transportnya ke beberapa bagian. Bagian yang paling besar disebut lobus. Lobus ini terbagi pula atas beberapa lobulus yang lebih kecil. Setiap lobulus terdiri dari 150 – 225 alveoli. Alveoli-alveoli itu kecil dan strukturnya menyerupai kantung yang bulat. Alveoli mempunyai lumen dan sejalan dengan sel-sel epithelial. Sel-sel epithelial adalah unit dasar sekresi susu dalam kelenjar mammae. Lebih dari setengah jumlah susu yang diproduksi disimpan dalam lumen-lumen alveoli. Sisanya disimpan dalam lpembuluh-pembuluh yang menuju lobulus dan lobus  Supplay darah yang cukup kepada kelenjar mammae adalah sangat diperlukan untuk produksi susu. Nutrient yang dimanfaatkan dalam sintesa susu, berasal dari darah.
 Kira-kira 400 volume darah harus mengalir ke dalam kelenjar mammae untuk mensintesa 1 volume susu. ( Akers and Capuco, 2002).
                                                                                                                  
“ Pemeriksaan Ternak Secara Umum ”
Kulit
Ternak yang sehat,menunjukkan kulit bersih, bulu halus mengkilat, bulu tidak berdiri. Turgor kulit dapat dilihat dengan cara mencubit dan angkat kulit lepaskan, jika kulit segera kembali berarti normal, tetapi jika tidak berarti tidak normal.
 Lesi atau jejas diidentifikasi bentuk,warna,ukuran,distribusi pada tubuh,eksudat yang keluar mungkin disebabkan luka.
Pernapasan
Tipe pernapasan pada hewan yang sehat adalah thorakoabdominal, cara bernafas menunjukkan adanya gangguan pada organ yang terkait dengan sistim pernafasan. Selain itu juga diperiksa cermin hidung.
Sirkulasi
System sirkulasi adalah sisitim yang sangat penting. Denyut jantung dapat diraba kekuataan-nya. Dengan cara mendengarkan denyut jantung dinding dada disebelah perut sebelah kiri dengan menggunakan stetoskop.
Pencernaan
Dengan cara pengambil makanan ,cara menguyah. Tonus lambung dapat diamati dengan menekan bagian rumen  atau dinding abdomen sebelah kiri,jika ada respaon mengembalikan tekanan, ini berarti normal.
            Pada feces tanda normal yaitu feces lembek sebagai tanda peristaltic usus meningkat, feces keras sebagai tanda peristaltic usus menurun. sedangkan yang dinyatakan oleh (Santoso. 2000) Fungsi sistim  pencernaan hewan yang normal dapat dilihat dalam cara makannya seperti cara mengambil makan, mengunyah, dan menelan.
Urogenital
Cara kencing ternak yang normal sesuai dengan anatominya. Warna  dan kekeruhan urin merupakan indicator yang tak normalnya suatu urin.
Gerak
Gerakan reflek diketahui dengan memberikan kejutan, jika ada reaksi berarti ternak tersebut normal.
            Kesehatan sapi bisa dicapai dengan tindakan hygieni,sanitasi lingkungan, vaksinasi,pemberian pakan dan teknik yang tepat ( sugeng, 2000 ).
            Pemeriksaan hewan yang sakit diantaranya memeriksa pakan, minum, serta penelitian meliputi adanya tinja dan kemih, (siregar, 2001 )
            Permukaaan tubuh ternak harus terjaga karena jasad renik / kutu dapat masuk kedalam tubuh ternak melalui lubang – lubang tubuh,seperti mulut, hidung, alat kelamin, dan kulit yang luka, ( sudarmono , 2008 ).
Macam Pencernaan Makanan
Berdasarkan prosesnya, pencernaan makanan dapat dibedakan menjadi dua macam seperti berikut.
1. Proses mekanis, yaitu pengunyahan oleh gigi dengan dibantu lidah serta peremasan yang terjadi di lambung.
2. Proses kimiawi, yaitu pelarutan dan pemecahan makanan oleh enzim-enzim pencernaan dengan mengubah makanan yang bermolekul besar menjadi molekul yang berukuran kecil.
Proses Pencernaan Makanan
Makanan mengalami proses pencernaan sejak makanan berada di dalam mulut hingga proses pengeluaran sisa-sisa makanan hasil pencernaan. Adapun proses pencernaan makanan meliputi hal-hal berikut.
1. Ingesti : adalah pemasukan makanan ke dalam tubuh melalui mulut.
2. Mastikasi : adalah proses mengunyah makanan oleh gigi.
3. Deglutisi : adalah proses menelan makanan di kerongkongan.
4. Digesti : adalah pengubahan makanan menjadi molekul yang lebih sederhana
    dengan bantuan enzim, terdapat di lambung.
5. Absorpsi : adalah proses penyerapan, terjadi di usus halus.
6. Defekasi : adalah pengeluaran sisa makanan yang sudah tidak berguna untuk tubuh melalui anus
. Ciri- ciri :

  • FH dengan warna hitam putih.
  • Bulu mengkilat
  • Merupakan jenis ternak perah
  • Cermin hidung basah ( sehat )
  • Feses keras dan berserat
Pengambilan pakan
Rata – rata 14 kali / menit
Lama peengunyahan
Rata – rata 119 kali /5 menit x 3.600 x 24 =10.281.600 kali / hari
Denyut jantung yang diukur dengan stetoskop pada bagian dalam kaki depan sebelah kiri.
Rata – rata 54,77 atau 55 kali / menit
Denyut nadi dihitung pada bagian ekor
Rata – rata 53 kali / menit
Pernafasan
Rata- rata 34 kali / menit
Suhu tubuh
37,3 º C ( normal )


PENUTUPAN
Kesimpulan
Pada unggas
Saluran pencernaan terdiri dari :
 Paruh, Esophagus (Kerongkongan), Crop (Tembolok),  Proventriculus (Lambung kelenjar), Gizzard (Empedal), Usus halus (Small Intestine),  Ceca (Usus Buntu),Rectum (Usus Besar), Kloaka.Sementara organ pencernaan tambahan terdiri dari 2 bagian antara lain:
Pangkreas,  Hati, Limpa
Pada sapi
suhu lingkungan,pakan yang diberikan, aktivitas, jenis kelamin, umur, isi rumen dan kandang menjadi faktor penting akan kesehatan ternak tersebut.
           
Saran
            pada pelaksanaan praktikum diharapkan praktikan benar-benar melaksanakan aturan dalam praktikum juga dalam pembagian tugas tiap kelompoknya, dan jika dapat di larat kembali, sebaiknya untuk tinjauan pustaka hendaknya diatas tahun 1990 karna pada tahun 90’an tinjauannya lebih pas. Selain itu semoga laporan ini kiranya dapat menjadi titik acuan dalam pembelajaran materi kuliah Anatomi dan Fisiologi Ternak.






DAFTAR PUSTAKA
Akers and capuco,.2002//ilmu kesehatan ternak.http://kelenjar mamae pada ruminant.html.
Hurley WL. 2000. Mammary tissue organization. Lactation Biology. ANSCI 308.
mikaelsihite.blogspot.com/2012/.../ilmu-manajemen-ternak-perah.html.Diakses Tanggal 23 April 2012.
Santoso,.2000.Sistem pencernaan ruminant/11/2000/.http://Sistem- pencernaan- Ruminansia.Diakses tanggal 25 april 2012
Sudarmono,A .S. 2008. Sapi Perah. Penebar Swadaya. Jakarta.http://laporan Praktikum Ilmu Kesehatan Ternak.htm .Tanggal akses 25 April 2012.
www.scribd.com/doc/.../Laporan-Praktikum-Produksi-Ternak-Unggas..








Lampiran
Pengambilan pakan
  1. 14 x 1 menit
  2. 15 x 1 menit
  3. 13 x 1 menit
Rata – rata 14 kali / menit
Lama peengunyahan
  1. 118 x 5 menit
  2. 120 x 5 menit
  3. 119 x 5 menit
Rata – rata 35 kali / menit
Denyut jantung yang diukur dengan stetoskop pada bagian dalam kaki depan sebelah kiri.
  1. 56 x 1 menit
  2. 53 x 1 menit
  3. 55 x 1 menit
Rata – rata 54,77 atau 55 kali / menit
Denyut nadi dihitung pada bagian ekor
  1. 53 x 1 menit
  2. 58 x 1 menit
  3. 48 x 1 menit
Rata – rata 53 kali / menit
Pernafasan
  1. 35 x 1 menit
  2. 33 x 1 menit
  3. 34 x 1 menit
Rata- rata 34 kali / menit
Suhu tubuh
  • 37,3 º C ( normal )